Rabu, 26 Desember 2012

hasil wawancara


HASIL WAWANCARA DENGAN PENDUDUK MENGENAI SEJARAH BENTENG 7 LAPIS

1.Nama                       :  anto wahid.
2.Umur                        : 84 tahun.
3.tempat lahir             : pasir pengarayan rokan hulu riau.
4.Masa kerja   : sampai sekarang bekerja sebagai relawan di benteng 7 lapis untuk menjaga 5.bersama rekan yang lainnya.

6.Saya telah mewawancarai seorang penduduk di sekitaran benteng 7 lapis pada masa cuty 7.yang lalu, dia bernama bapak anto wahid, saya mendapatkan informasi tentang beberapa 8.sejarah yang bersangkutan dengan benteng 7 lapis di kampung saya, berikut laporan hasil 9.wawancaranya :

10.Benteng tujuh lapis berada di desa Dalu-dalu, Kecamatan Tambusai sekitar 23 km dari 11.makam raja-raja Rambah. Benteng tanah yang dibuat masyarakat dalu-dalu pada zaman 12.penjajahan Belanda, atas petuah Tuanku Tambusai di atas bumbun tanah ditanam 13.bambu atau aur berduri. Bekas benteng tersebut yang ditinggalkan Tuanku Tambusai 14.pada tanggal 28 Desember 1839. Di sekitar daerah dalu-dalu ini juga terdapat beberapa 15.benteng-benteng yang disebut Kubu.
16.Bapak anto menjelaskan bahwa Objek cagar wisata peninggalan perjuangan pahlawan 17.Nasional Tuanku Tambusai yang dikenal Aur (bambu) berduri atau disebut benteng 7 18.lapis di Keluarahan Tengah Kecamatan, Tambusai, kini objek wisata Nasional sejarah 19.yang terabaikan.
20.Kondisi cagar wisata benteng 7 lapis peninggalan Tuanku Tambusai atau yang dikenal 21.sebutan Harimau Rokan, kini kondisinya menyedihkan. Deretan 7 benteng yang jadi 22.pertahanan perang masa jaman penjajahan Belanda tersebut, kini hanya tinggal 23.unggukan tanah yang ditumbuhi semak belukar, bahkan kini tidak terjamah perawatan 24.sehingga nyaris tidak pernah dikunjungi lagi oleh wisatawan mancanegara maupun dari 25.masyarakat Rohul sendiri.
26.Bapak anto menjelaskan sejauh ini cagar alam wisata benteng 7 lapis tidak pernah lagi 27.tersentuh perbaikan, maupun penataan. Padahal, benteng 7 lapis selain menjadi bukti 28.sejarah perjuangan Tuanku Tambusai melawan penjajah Belanda, juga menjadi 29.kebanggan seluruh masyarakat Tambusai dan masyarakat Rohul.
30."Kalau kita lihat sejarah, Tuanku Tambusai seorang pahlawan nasional. Sehingga 31.seharusnya sudah selayaknya peninggalan sejarah itu diperhatikan, namun selama ini 32.diabaikan sehingga menjadi sejarah nasional yang terabaikan,”ungkap bapak anto”.
33.Saat ini kami sudah mendapat informasi bahwa akan dibuat prosedural untuk perbaikan 34.aset sejarah Benteng 7 lapis. Kami diminta bersabar karena untuk membangun cagar 35.sejarah nasional kami harus mengikuti mekanisme yang berlaku.Namun nantinya, 36.apapun yang akan dilakukan Pemkab maupun pemerintah pusat memperbaiki aset 37.sejarah benteng 7 lapis kami sebagai masyarakat harus mendukungnya,"jelas bapak 38.anto.

39.Selain itu, untuk memperbaiki benteng 7 lapis, juga perlunya koordinasi dengan instansi 40.terkait, khususnya sifat teknis. , bukan hanya saja perjuangan Tuanku Tambusai yang 41.diperjuangkan, seperti Sultan Abidin Syah yang kini diberikan nama lapangan sepak bola 42.di Tambusai, salah satu raja dan pendiri Luhak Tambusai.,ungkap anto.
43."Bahkan konon kabarnya makam Sultan Abidin Syah, makamnya ada di Kediri, Jawa 44.Timur disana dikenal bernama Syech Zainal Abidin atau Mbah Kobul. Kita sudah 45.berziarah kesana, namun kita akan pelajari sejarah apakah makam tersebut adalah 46.Sultan Abidin Syah dari Tambusai ini atau tidak bapak anto menegaskan.
47.Berikut data-data yang saya dapatkan mengenai sejarah benteng 7 lapis yang diceritakan 48.panjang oleh bapak anto wahid tentang Benteng Tujuh Lapis adalah sebagai basis 49.pertahanan dalam melawan penjajah Belanda. Pada awalnya benteng ini dinamai Kubu 50.Aur Duri. Benteng ini menyamai sebuah kampung bertembok tebal, yang terdiri dari 7 51.Lapis Tembok Tanah Liat kokoh setinggi 8 meter di atas bumbun tanah ditanam bambu 52.atau aur duri (bambu berduri) dan parit sedalam 10 meter. Benteng ini telah berkali-kali 53.diserang Belanda namun selalu gagal untuk ditaklukkan.
54.Pasukan Belanda memerlukan 11 hari pertempuran. Cukup menarik untuk disimak 55.khususnya pertempuran pada 28 Desember 1838, di mana jatuh korban di pihak tentera 56.Belanda empat perwira menengah meninggal dan luka-luka. Sumber lain menyebutkan, 57.bahwa Benteng Tujuh Lapis di Dalu-Dalu itu dikelilingi parit-parit berisi air dan kemudian 58.dilapisi lagi satu persatu oleh kubu-kubu kecil dengan lubang-lubang bedil. Kubu-kubu itu 59.dilingkari bambu duri yang ditanam, diselang-selingi oleh traverzen (jalan pintas) dan 60.rumah-rumah jaga.
61.Pada bagian belakang dari benteng berhubungan langsung dengan Sungai Batang Sosah. 62.Daerah di sekitar benteng sekelilingnya penuh dengan pepohonan yang tebal sehingga 63.menyulitkan untuk didekati. Benteng itu dipertahankan oleh 300 bedil, 14 buah meriam 64.lela, 500 pound peluru dan persediaan beras yang banyak.
65.Kedua, pada 27 November 1837 Gubernur Militer Kolonel Michiels yang baru diangkat 66.untuk menghadapi Tuanku Tambusai terpaksa lagi meminta bantuan pasukan dari 67.Batavia. Empat Kompi dari pasukan Batalyon ke-6 dan dibantu oleh pasukan pribumi 68.yang berpihak kepada Belanda dipersiapkan untuk ini.
69.Beberapa perwira lainnya yang membantu Kolonel Michiels adalah; Mayor Bethoven 70.bergerak dari Lubuk Sikaping sebanyak 1.500 pasukan; Mayor Westenberg bergerak ke 71.Portibi beserta dua kompi dibantu pasukan pribumi.
72.Menurut surat laporan Kolonel Michiel kepada atasannya tertanggal 12 Februari 1839, 73.korban-korban di pihak pemerintah kolonial sendiri dalam penyerangan ke Dalu-Dalu 74.adalah: Mayor Bethoven (meninggal), Kapten Schaen (meninggal), Mayor Westenberg 75.(luka-luka), dan Mayor Hoevel (luka-Luka).
76.Jika di pihak tentera Belanda terdapat dua perwira yang meninggal dan dua yang terluka, 76.maka dapat dengan mudah dibayangkan betapa dahsyat dan heroiknya perang itu yang 77.sudah dapat dipastikan pula banyak sekali para suhada yang sahid dari putra bangsa 78.Indonesia yang bersimbah darah dan air mata kala itu, yang wajib kita kenangkan 79.selamanya.
80.Walaupun Kolonel Michiels akhirnya berhasil merebut Benteng Tujuh Lapis pada 28 81.Desember 1838, tetapi ternyata Tuanku Tambusai berhasil selamat dan hijrah ke 82.Semenanjung Malaya.
83.Benteng ini sendiri terdapat di dalam catatan arsip peperangan Belanda dengan 84.menyebutkan  Tuanku Tambusai yang dijuluki De Padriesche Tijger Van Rokan -Harimau 85.Paderi dari Rokan- yang bertempur di Riau, Tapanuli dan Minangkabau bagian utara.
86.Selain Tuanku Tambusai, Sultan Zainal Abidin juga pernah menggunakan Benteng ini 87.dalam melawan pemberontak negeri. Sekarang Benteng ini sudah tidak terlihat bentuk 88.aslinya. Pemerintah Rokan Hulu akan mengupayakan merenovasi situs sejarah ini 89.umgkap bapak anto wahid.


NOD PERHENTIAN DARI BILIK 232 BLOK 8 KOLEJ KERIS MAS KE BILIK KULIAH FSSK

            Kolej keris mas terletak di kawasan university kebangsaan Malaysia ,untuk menempuh jalan dari kolej keris mask e bilik kuliah fssk iaitu pertama saya pergi ke bus stop untuk menunggu bus dating, Selepas itu saya menggunakan bus zone 3 ,bisa juga zone u ,zone 6k juga bisa.saya berjalan menuju kolej rahim kajai dengan melewati danau ,ukm puri pujangga dan padang. Jarak tempuh kira kira 1 km.

Selepas itu bus berjalan menuju kolej datok ‘on jarak antara kolej rahim kajai ke datuk ‘on kirakira setengah kilo meter ,selepas berenti mengambil penumpang di kolej datok’on bus berjalan menuju fssk dengan melewati canselori ,kira kira ditempuh dengan jarak setengah kilo meter juga dan setelah itu sampailah pada tujuan bilik kuliah fssk.


NOD PERHENTIAN DARI BILIK 232 BLOK 8 KOLEJ KERIS MAS KE BILIK KULIAH FSSK

            Kolej keris mas terletak di kawasan university kebangsaan Malaysia ,untuk menempuh jalan dari kolej keris mask e bilik kuliah fssk iaitu pertama saya pergi ke bus stop untuk menunggu bus dating, Selepas itu saya menggunakan bus zone 3 ,bisa juga zone u ,zone 6k juga bisa.saya berjalan menuju kolej rahim kajai dengan melewati danau ,ukm puri pujangga dan padang. Jarak tempuh kira kira 1 km.
Selepas itu bus berjalan menuju kolej datok ‘on jarak antara kolej rahim kajai ke datuk ‘on kirakira setengah kilo meter ,selepas berenti mengambil penumpang di kolej datok’on bus berjalan menuju fssk dengan melewati canselori ,kira kira ditempuh dengan jarak setengah kilo meter juga dan setelah itu sampailah pada tujuan bilik kuliah fssk.

Kamis, 20 Desember 2012

isu peristiwa yang terjadi pada tanggal 28-29 desember 1893


PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 28-29 Desember 1839.


Dari hasil interview dengan bapak Anto wahid di pasir pengarayan saya mendapatkan beberapa informasi mengenai tarikh 28-29 desember 1938.


PERANG PADRI


Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di Sumatera Barat dan sekitarnya terutama di kawasan Kerajaan Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838. [1] Perang ini merupakan peperangan yang pada awalnya akibat pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan.

Perang Padri bermula dengan munculnya pertentangan sekelompok ulama yang digelar sebagai Kaum Padri terhadap kebiasaan-kebiasaan yang marak dilakukan oleh kalangan masyarakat yang disebut Kaum Adat di kawasan Kerajaan Pagaruyung dan sekitarnya. Kebiasaan yang dimaksudkan seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat, minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek undang-undang adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya pelaksanaan kewajipan ritual formal agama Islam. [2] Tidak adanya kesepakatan dari golongan Adat yang padahal telah memeluk Islam untuk meninggalkan kebiasaan tersebut mencetuskan kemarahan golongan Padri, sehingga pecahlah peperangan pada tahun 1803.

Hingga tahun 1833, perang ini dapat dikatakan sebagai perang saudara yang melibatkan sesama Minang dan Mandailing. Dalam peperangan ini, Kaum Padri dipimpin oleh Harimau Nan Salapan sedangkan golongan Adat dipimpinan oleh Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kaum Adat yang mulai terdesak, meminta bantuan kepada Belanda pada tahun 1821. Namun penglibatan Belanda ini justru merumitkan keadaan, sehingga sejak tahun 1833 Kaum Adat berbalik melawan Belanda dan bergabung bersama golongan Padri, walaupun pada akhirnya peperangan ini boleh dimenangi Belanda.


Perang Padri termasuk peperangan dengan rentang waktu yang cukup panjang, menguras harta dan mengorbankan jiwa raga. Perang ini selain meruntuhkan kekuasaan Kerajaan Pagaruyung, juga memberi kesan merosotnya ekonomi masyarakat sekitarnya dan memunculkan perpindahan masyarakat dari kawasan konflik.




















Setelah berakhirnya perang Diponegoro & pulihnya kekuatan Belanda di Jawa, Kerajaan Hindia-Belanda kembali cuba untuk menundukkan Kaum Padri. Hal ini sangat didasari oleh keinginan kuat untuk penguasaan penanaman kopi yg sedang meluas di kawasan pedalaman Minangkabau [darek]. Sampai abad ke-19, komoditi perdagangan kopi merupaken salah satu produk andalan Belanda di Eropah. Christine Dobbin menyebutnya lebih kepada perang dagang, hal ini seiring dengan dinamika perubahan sosial masyarakat Minangkabau dlm liku-liku perdagangan di pedalaman & pesisir pantai barat atau pantai timur. Sementara Belanda pada satu sisi ingin mengambil alih atau monopoli. Selanjutnya untuk melemahkan kekuatan lawan, Belanda melanggar perjanjian yang telah dibuat sebelum ini dengan menyerang nagari Pandai Sikek yg merupaken salah satu kawasan yang mampu menghasilkan mesiu & senjata api. Kemudian untuk mengukuhkan kedudukannya, Belanda membina benteng di Dungun yg dikenali dengan nama Fort de Kock.

Pada awal bulan Ogos 1831 Lintau berjaya ditakluk, menjadikan Luhak Tanah Datar berada dlm kawalan Belanda. Namun Tuanku Lintau masih tetap melakukan penentangan dari kawasan Luhak Limo puluah. Sementara ketika Leftenan Kolonel Elout melakukan pelbagai serangan terhadap golongan Padri antara tahun 1831-1832, ia memperoleh tambahan kekuatan dari pasukan Sentot Prawirodirdjo salah seorang panglima pasukan Pangeran Diponegoro yg telah membelot & berkhidmat kepada Kerajaan Hindia-Belanda selepas usai perang di Jawa. Namun kemudian Leftenan Kolonel Elout berpendapat, kehadiran Sentot yg ditempatkan di Lintau justeru menimbulkan masalah baru. Beberapa dokumen-dokumen rasmi Belanda membuktikan kesalahan Sentot yg telah melakukan persekongkolan dengan golongan Padri sehingga kemudian Sentot & legiunnya dikembalikan ke Pulau Jawa. Di Jawa, Sentot juga tak berjaya menghilangkan kecurigaan Belanda terhadap dirinya, & Belanda pun juga tak mahu ia tetap berada di Jawa & menghantarnya kembali ke Sumatera. Namun di tengah perjalanan, Sentot diturunkan & ditahan di Kedah, lalu ditinggal sampai mati sebagai orang buangan. Sedangkan pasukannya dibubarkan kemudian direkrut kembali menjadi tentera Belanda.

Sentot Prawirodirdjo, yg diilustrasikan oleh G. Kepper.

Pada bulan Julai 1832, dari Kuala Lumpur dihantar pasukan infantri dlm jumlah besar di bawah pimpinan Leftenan Kolonel Ferdinand P. Vermeulen Krieger, untuk mempercepat penyelesaian peperangan. Dengan tambahan pasukan tersebut pada bulan Oktober 1832, Luhak Limo puluah telah berada dlm kekuasaan Belanda bersamaan dengan meninggalnya Tuanku Lintau. Kemudian Kaum Padri terus melakukan konsolidasi & berkubu di Kamang, namun seluruh kekuatan Kaum Padri di Luhak Agam juga dapat ditaklukkan Belanda sesudah jatuhnya Kamang pada akhir tahun 1832, sehingga kembali Kaum Padri terpaksa berundur dari kawasan luhak & berlangsung di Bonjol. Selanjutnya pasukan Belanda mula melakukan penyisiran pada beberapa kawasan yang masih menjadi asas Kaum Padri. Pada awal Januari 1833, pasukan Belanda membina kubu pertahanan di Padang Mantinggi, namun sebelum mereka dapat mengukuhkan kedudukan, kubu pertahanan tersebut diserang oleh golongan Padri di bawah pimpinan Tuanku Rao yg mengakibatkan banyak korban di pihak Belanda. Namun dlm pertempuran di Air Bangis, pada tanggal 29 Januari 1833, Tuanku Rao menderita luka berat akibat dihujani peluru. Kemudian ia dinaikkan ke atas kapal untuk diasingkan. Belum lama berada di atas kapal, Tuanku Rao menemui ajalnya. Diduga jenazahnya kemudian dibuang ke laut oleh tentera Belanda.

Lamanya penyelesaian peperangan ini, memaksa Gabenor Jeneral Hindia-Belanda Johannes van den Bosch pada tarikh 23 Ogos 1833 pergi ke Padang untuk melihat dari dekat proses operasi ketenteraan yang dilakukan oleh pasukan Belanda. Sesampainya di Padang, ia melakukan perundingan dengan Pengerusi Pesisir Barat Sumatera, Mejar Jeneral Riesz & Leftenan Kolonel Elout untuk segera menakluk Benteng Bonjol, pusat komando pasukan Padri. Riesz & Elout menerangkan bahawa belum datang saatnya yg baik untuk mengadakan serangan umum terhadap Benteng Bonjol, kerana kesetiaan penduduk Luhak Agam masih disangsikan & mereka sangat mungkin akan menyerang tentera Belanda dari belakang. Tetapi Van den Bosch berkeras untuk segera menakluk Benteng Bonjol paling lambat tanggal 10 September 1833, kedua-dua pegawai tersebut meminta tempoh enam hari sehingga jatuhnya Bonjol diharapkan pada tarikh 16 September 1833.

Taktik serangan gerila yg diterapkan Kaum Padri kemudian berjaya melambatkan gerak laju serangan Belanda ke Benteng Bonjol, bahkan dlm beberapa perlawanan hampir semua kelengkapan perang pasukan Belanda seperti meriam dan perbekalannya dapat dirampas. Pasukan Belanda hanya boleh membawa senjata & pakaian yg melekat di tangan & badannya. Sehingga pada tarikh 21 September 1833, sebelum Gabenor Jeneral Hindia-Belanda digantikan oleh Jean Chrétien Baud, Van den Bosch membuat laporan bahawa serangan ke Bonjol gagal & sedang diusahakan untuk konsolidasi guna serangan selanjutnya.

Kemudian selama tahun 1834 Belanda hanya fokus pada pembuatan jalan & jambatan yg mengarah ke Bonjol dengan mengerahkan beribu-ribu tenaga kerja paksa. Hal ini dilakukan untuk memudahkan mobiliti pasukannya dlm menakluk Bonjol. Selain itu pihak Belanda juga terus berusaha menanamkan pengaruhnya pada beberapa kawasan yang dekat dengan kubu pertahanannya. Pada tarikh 16 April 1835, Belanda memutuskan untuk kembali mengadakan serangan besar-besaran untuk menakluk Bonjol & sekitarnya. Operasi ketenteraan bermula pada tarikh 21 April 1835, pasukan Belanda dipimpin oleh Leftenan Kolonel Bauer, memecah pasukannya menuju Masang menjadi dua bahagian yang bergerak masing-masing dari Matur & Bamban. Pasukan ini mesti menyeberangi sungai yg ketika itu tengah dilanda banjir, & terus masuk menyelusup ke dlm hutan rimba; mendaki gunung & menuruni lembah; guna membuka laluan baru ke Bonjol.

Pada tarikh 23 April 1835 gerakan pasukan Belanda ini telah berjaya mencapai tepi Batang Gantiang, kemudian menyeberanginya & berkumpul di Batusari. Dari sini hanya ada satu jalan sempit menuju Sipisang, daerah yg masih dikuasai oleh golongan Padri. Sesampainya di Sipisang, pecah pertempuran sengit antara pasukan Belanda dengan Kaum Padri. Pertempuran berlangsung selama tiga hari tiga malam tanpa henti, hingga banyak korban di kedua-dua belah pihak. Akhirnya dengan kekuatan yg jauh tak setanding, pasukan Kaum Padri terpaksa mengundurkan diri ke hutan-hutan rimba sekitarnya. Jatuhnya daerah Sipisang ini meningkatkan moral pasukan Belanda, kemudian daerah ini dijadikan sebagai kubu pertahanan sambil menunggu pembuatan jambatan menuju Bonjol.

Walau pergerakan laju pasukan Belanda menuju Bonjol masih sangat perlahan, hampir sebulan masa yg diperlukan untuk dapat mendekati daerah Alahan Panjang. Sebagai front terdepan dari Alahan Panjang ialah daerah Padang Lawas yg secara penuh masih dikuasai oleh golongan Padri. Namun pada tarikh 8 Jun 1835 pasukan Belanda berjaya menguasai daerah ini. Selanjutnya pada tarikh 11 Jun 1835 pasukan Belanda kembali bergerak menuju ke timur Batang Alahan Panjang & membuat kubu pertahanan di sana, sementara pasukan Kaum Padri tetap bersiap sedia di seberangnya.

Pasukan Belanda berjaya mendekati Bonjol dlm jarak kira-kira hanya 250 langkah pada tengah malam tarikh 16 Jun 1835, kemudian mereka cuba membuat kubu pertahanan. Selanjutnya dengan menggunakan houwitser, mortir & meriam, pasukan Belanda menembak Benteng Bonjol. Namun golongan Padri tak tinggal diam dengan menembak meriam pula dari Bukit tajadi. Sehingga dengan kedudukan yg kurang menguntungkan, pasukan Belanda banyak menjadi mangsa. Pada tarikh 17 Jun 1835 kembali datang bantuan tambahan pasukan sebanyak 2000 orang yg dihantar oleh Residen Francis di Padang & pada tarikh 21 Jun 1835, dengan kekuatan yg besar pasukan Belanda memulakan gerakan maju menuju sasaran akhir iaitu Benteng Bonjol di Bukit tajadi.

Melihat kukuhnya Benteng Bonjol, pasukan Belanda cuba melakukan sekatan terhadap Bonjol dengan maksud untuk melumpuhkan bekalan bahan makanan & senjata pasukan Padri. Sekatan yang dilakukan ini ternyata tak berkesan, kerana justeru kubu-kubu pertahanan pasukan Belanda & bahan perbekalannya yg banyak diserang oleh pasukan Kaum Padri secara gerila. Disaat bersamaan seluruh pasukan Kaum Padri mulai berdatangan dari daerah-daerah yang telah ditawan pasukan Belanda, iaitu dari pelbagai negeri di Minangkabau & sekitarnya. Semua bertekad bulat untuk mempertahankan markas besar Bonjol sampai titik darah penghabisan, hidup mulia atau mati syahid.

Usaha untuk melakukan serangan serangan terhadap Bonjol baru dilakukan kembali sesudah bala bantuan tentera yg terdiri dari pasukan Bugis datang, maka pada pertengahan Ogos 1835 penyerangan mula dilakukan terhadap kubu-kubu pertahanan Kaum Padri yg berada di Bukit tajadi, & pasukan Bugis ini berada pada bahagian depan pasukan Belanda dlm merebut satu persatu kubu-kubu pertahanan strategik Kaum Padri yg berada di sekitar Bukit tajadi. Namun hingga awal September 1835, pasukan Belanda belum berjaya menguasai Bukit tajadi, malah pada tarikh 5 September 1835, Kaum Padri keluar dari kubu pertahanannya menyerbu ke luar benteng menghancurkan kubu-kubu pertahahan Belanda yg dibuat sekitar Bukit tajadi. Selepas serangan tersebut, pasukan Kaum Padri segera kembali masuk ke dlm Benteng Bonjol.

Pada tarikh 9 September 1835, pasukan Belanda cuba menyerang dari arah Luhak Limo puluah & Padang Bubus, namun hasilnya gagal, bahkan banyak menyebabkan kerugian pada pasukan Belanda. Leftenan Kolonel Bauer, salah seorang komandan pasukan Belanda menderita sakit & terpaksa dihantar ke Kuala Lumpur kemudian kedudukannya digantikan oleh Mayor Prager. Sekatan yg berlarut-larut & keberanian Kaum Padri, membangkitkan semangat keberanian rakyat sekitarnya untuk memberontak & menyerang pasukan Belanda, sehingga pada tarikh 11 Disember 1835 rakyat Simpang & Alahan Mati mengangkat senjata & menyerang kubu-kubu pertahanan Belanda. Pasukan Belanda kewalahan mengatasi perlawanan ini. Namun sesudah datang bantuan dari tentera-tentera Madura yg berkhidmat dalam pasukan Belanda, perlawanan ini dapat diatasi.

Hampir setahun mengepung Bonjol, pada tanggal 3 Disember 1836, pasukan Belanda kembali melakukan serangan besar-besaran terhadap Benteng Bonjol, sebagai usaha terakhir untuk penaklukan Bonjol. Serangan dahsyat ini mampu menembusi sebahagian Benteng Bonjol, sehingga pasukan Belanda dapat masuk menyerbu & berjaya membunuh beberapa keluarga Tuanku Imam Bonjol. Tetapi dengan kegigihan & semangat juang yg tinggi Kaum Padri kembali berjaya memporak-perandakan musuh sehingga Belanda terusir & terpaksa kembali keluar dari benteng dengan meninggalkan banyak sekali korban jiwa di masing-masing pihak.

Kegagalan penaklukan ini benar-benar memukul kebijaksanaan Gabenor Jeneral Hindia-Belanda di Jakarta yg waktu itu telah dipegang oleh Dominique Jacques de Eerens, kemudian pada awal tahun 1837 menghantar seorang panglima perangnya yg bernama Mayor Jenderal Cochius untuk memimpin langsung serangan besar-besaran ke Benteng Bonjol untuk kesekian kalinya. Cochius merupaken seorang pegawai tinggi Belanda yg mempunyai kepakaran dlm strategi perang Benteng Stelsel.

Selanjutnya Belanda dengan intensif mengepung Bonjol dari segala jurusan selama sekitar enam bulan [16 Mac-17 Ogos 1837] dipimpin oleh jeneral & beberapa perwira. Pasukan gabungan ini sebahagian besar terdiri dari berbagai suku, seperti Jawa, Madura, Bugis & Ambon. Terdapat 148 pegawai Eropah, 36 perwira pribumi, 1. 103 tentera Eropah, 4. 130 tentera pribumi, termasuk didalamnya Sumenapsche hulptroepen hieronder begrepen [pasukan pembantu Sumenap alias Madura]. Dalam senarai nama para pegawai tentera Belanda tersebut di antaranya ialah Mayor Jeneral Cochius, Leftenan Kolonel Bauer, Mayor Sous, Mayor Prager, Kapten MacLean, Leftenan Satu van der Tak, Pembantu Leftenan Satu Steinmetz, & seterusnya. Kemudian ada juga nama Inlandsche [pribumi] seperti Kapitein Noto Prawiro, Indlandsche Luitenant Prawiro di Logo, Karto Wongso Wiro Redjo, Prawiro Sentiko, Prawiro Brotto, Merto Poero & lain.

Dari Jakarta didatangkan terus tambahan kekuatan tentera Belanda, di mana pada tanggal 20 Julai 1837 tiba dengan kapal Perle di Padang, sejumlah orang Eropah & Sepoys, tentera dari Afrika yg berkhidmat dlm tentera Belanda, direkrut dari Ghana & Mali, terdiri dari 1 sergeant, 4 korporaals & 112 flankeurs, serta dipimpin oleh Kapitein Sinninghe. Serangan yg beralun serta bertubi-tubi & hujan peluru dari pasukan artileri yg bersenjatakan meriam-meriam besar, selama kurang lebih 6 bulan lamanya, serta pasukan infantri & kavaleri yg terus berdatangan. Pada tarikh 3 Ogos 1837 dipimpin oleh Leftenan Kolonel Michiels sebagai komander hadapan mulai sedikit demi sedikit menguasai keadaan, & akhirnya pada tanggal tarikh 15 Ogos 1837, Bukit tajadi jatuh, & pada tarikh 16 Ogos 1837 Benteng Bonjol secara keseluruhan dapat ditakluk. Namun Tuanku Imam Bonjol dapat mengundurkan diri keluar dari benteng dengan ditemani oleh beberapa pengikutnya terus menuju daerah Marapak.
PERUNDINGAN TUANKU IMAM BONJOL

Dalam pelarian & persembunyiannya, Tuanku Imam Bonjol terus cuba mengadakan konsolidasi terhadap seluruh pasukannya yg telah bercerai-berai & lemah, namun kerana telah lebih 3 tahun bertempur melawan Belanda secara terus menerus, ternyata hanya sedikit sahaja yg tinggal & masih bersedia untuk bertempur semula. Dalam keadaan seperti ini, tiba-tiba datang surat tawaran dari Residen Francis di Padang untuk mengajak berunding. Kemudian Tuanku Imam Bonjol menyatakan kesediaannya melakukan perundingan. Rundingan itu dikatakan tak boleh lebih dari 14 hari lamanya. Selama 14 hari berkibar bendera putih & gencatan senjata berlaku.

Tuanku Imam Bonjol diminta untuk datang ke Palupuh, tempat rundingan, tanpa membawa senjata. Tapi hal itu cuma perangkap Belanda untuk menangkap Tuanku Imam Bonjol, peristiwa itu terjadi di bulan Oktober 1837 & kemudian Tuanku Imam Bonjol dlm keadaan sakit langsung dibawa ke Bukittinggi kemudian terus dibawa ke Padang, untuk selanjutnya diasingkan. Namun pada tanggal 23 Januari 1838, ia dipindahkan ke Cianjur, & pada akhir tahun 1838, ia kembali dipindahkan ke Ambon. Kemudian pada tarikh 19 Januari 1839, Tuanku Imam Bonjol kembali dipindahkan ke Menado, & di daerah inilah sesudah menjalani masa pembuangan selama 27 tahun lamanya, pada tarikh 8 November 1864, Tuanku Imam Bonjol menghembuskan nafas terakhirnya.

PENANGKAPAN TUANKU IMAM BONJOL

Walaupun pada tahun 1837 Benteng Bonjol dapat dikuasai Belanda, & Tuanku Imam Bonjol berjaya ditipu & ditangkap, tetapi peperangan ini masih berterusan hingga akhirnya benteng terakhir Kaum Padri, di Dalu-Dalu [Rokan Hulu], yg waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Tambusai jatuh pada 28 Disember 1838. Jatuhnya benteng tersebut memaksa Tuanku Tambusai mundur, bersama sisa-sisa pengikutnya pindah ke Negeri Sembilan di Semenanjung Malaya, & akhirnya peperangan ini dianggap selesai kemudian Kerajaan Pagaruyung ditetapkan menjadi bahagian dari Pax Neerlandica & wilayah Padangse Bovenlanden telah berada di bawah pengawasan Kerajaan Hindia-Belanda.
SIKAP PATRIOTISME KEPAHLAWANAN

Pengaruh dari peperangan ini menumbuhkan sikap patriotisme kepahlawanan bagi masing-masing pihak yang terlibat. Selepas jatuhnya Benteng Bonjol, pemerintah Hindia-Belanda membina sebuah monumen bagi mengenang kisah peperangan ini. Kemudian sejak tahun 1913, beberapa lokasi tempat berlaku peperangan ini ditandai dengan tugu & dimasukan sebagai kawasan pelancongan di Minangkabau. Begitu juga selepas kemerdekaan Malaysia, kerajaan tempatan juga membina muzium & monumen di Bonjol & dinamai dengan Muzium & Monumen Tuanku Imam Bonjol. Perjuangan beberapa tokoh dlm Perang Padri ini, mendorong kerajaan Malaysia kemudian menetapkan Tuanku Imam Bonjol & Tuanku Tambusai sebagai Pahlawan Nasional.

Kamis, 06 Desember 2012

alam manusia dan budaya


Kesan Globalisasi di Malaysia

Definisi Globalisasi
Menurut Kamus Dewan globalisasi didefinisikan sebagai fenomena yang menjadikan
dunia mengecil dari segi perhubungan manusia disebabkan kepantasan perkembangan
teknologi maklumat. Manakala cendikiawan barat mentakrifkan globalisasi sebagai satu
proses kehidupan yang serba luas dan infiniti merangkumi segala aspek kehidupan
seperti politik, sosial, dan ekonomi yang boleh dirasai oleh seluruh umat manusia di
dunia ini. Ini bermakna segala-galanya menjadi milik bersama dalam konsep dunia
tanpa sempadan.

Dana Kewangan Antarabangsa mentakrifkan globalisasi sebagai pergantungan
ekonomi yang semakin berkembang antara negara melalui kenaikan jumlah dan
kepelbagaian tukaran barangan dan perkhidmatan, pergerakan pelaburan
antarabangsa bebas, dan peresapan teknologi yang lebih pesat dan meluas. Pada
masa yang sama, Forum Antarabangsa mengenai Globalisasi mendefinisikan ia
sebagai gerakan dunia kepada satu sistem ekonomi sejagat yang didominasi
perdagangan korporat dan institusi supranasional yang tidak dipertanggungjawab
kepada proses demokrasi atau kerajaan-kerajaan negara. Walaupun ahli teori yang
kritikal seperti Immanuel Wallerstein menekankan yang globalisasi tidak boleh difahami
secara berasingan daripada sejarah perkembangan sistem kapitalis dunia, definisi-
definisi berlainan dan saling bertentangan ini menggariskan debat berterusan mengenai
peranan dan perhubungan kerajaan, koperasi dan individu dalam memaksimakan
kebajikan sosial dalam paradigma globalisasi. Ia jelas bahawa globalisasi mempunyai
aspek ekonomi, politik, budaya dan teknologi yang terikat. Oleh kerana aspek-aspek ini
adalah kunci kepada kualiti kehidupan seseorang individu, kebaikan dan keburukan
yang menimpa disebabkan globalisasi mewujudkan pertikaian yang kuat.
kesan Globalisasi di Malaysia dari Sudut Sosial

Kekeluargaan

terdapat pelbagai kesan yang dapat dilihat daripada globalisasi. Kesan tersebut terdiri
daripada kesan positif dan kesan negatif. Salah satu kesan positif yang dapat dilihat
ialah lebih ramai wanita yang sudah berkeluarga ataupun yang belum berkeluarga
terlibat dalam pelbagai lapangan kerjaya. Kesan ini dilihat positif kerana dapat
mengurangkan kadar pengangguran di Malaysia. Selain itu, peningkatan bilangan
wanita yang berpendidikan tinggi dapat memenuhi permintaan dalam pasaran kerja di
Malaysia seterusnya mengurangkan kadar kebergantungan terhadap tenaga mahir
asing. Namun begitu, terdapat juga kesan negatif. Salah satu kesan negatif tersebut
ialah perceraian serta gejala sosial serta budaya kuning yang semakin menular. Kesan
tersebut dapat dilihat daripada peningkatan kes perceraian sejak akhir-akhir ini.
Peningkatan tersebut mungkin disebabkan kurangnya fahaman serta didikan dalam
agama disebabkan kemajuan serta globalisasi yang dicapai, pendidikan agama
diketepikan. Selain daripada kes cerai, peningkatan juga dapat dilihat daripada kes
penderaan terhadap wanita serta kanak-kanak. Sesungguhnya Islam melarang keras
perbuatan tersebut kerana ia bukan sahaja salah di sisi agama, malahan bertentangan
dengan norma kehidupan manusia biasa.



Pemakanan
Seperti mana yang kita lihat sekarang ini, makanan Jepun sudah ada di mana-mana.
Restoran serta francais yang mengedarkan makanan Jepun juga tumbuh bak
cendawan. Makanan Amerika pula semakin popular di Jepun serta serata negara lain.
Mc Donald misalnya, mempunyai 10,500 buah restoran di 50 buah negara di dunia
manakala Kentucky Fried Chicken mempunyai lebih daripada 7,750 restoran di 58 buah
negara. Fenomena yang berlaku ini merupakan salah satu daripada globalisasi yang
melanda bidang pemakanan. Malaysia juga tidak terkecuali sebagai salah sebuah
negara penyumbang kepada kemajuan francais makanan tersebut. Dengan kewujudan
restoran serta francais makanan tersebut, rakyat Malaysia boleh menikmati hidangan
yang enak serta tempat yang selesa yang disediakan pihak restoran walaupun
harganya sedikit mahal berbanding restoran biasa. Perkhidmatan yang ditawarkan juga
amat memuaskan memandangkan mereka telah menetapkan piawaian yang tinggi atau
cara kerja yang positif dalam organisasi bermula daripada pekerja biasa hinggalah
kepada pihak atasan.
tidak hairanlah, perniagaan makanan ringan tersebut dapat
bertapak dengan kukuh serta berkembang hingga ke hari ini. Kemasukan perniagaan
makanan ringan daripada barat ini sebenarnya telah membuka banyak peluang
pekerjaan kepada rakyat Malaysia. Hal ini seterusnya akan mengurangkan kadar
pengangguran serta mengurangkan gejala social dalam kalangan belia. Selain itu,
proses penyediaan makanan yang disediakan juga telah mendapat pengesahan status
halal daripada pihak berkuasa. Namun begitu, terdapat juga kesan negatif daripada
kemasukan produk asing tersebut. Dengan peningkatan jumlah restoran tersebut,
pengusaha-pengusaha makanan yang berniaga samada melalui gerai atau restoran
biasa akan mengalami kesukaran untuk mempertahankan perniagaan mereka.
Walaupun ianya dilihat sebagai persaingan sihat, namun kerajaan juga harus memberi
peluang serta ruang kepada golongan ini untuk memajukan industri makanan tempatan.
Jika dilihat, ramai pengusaha-pengusaha yang tidak dapat bertahan lama dek kerana
persaingan sengit yang terpaksa dihadapi dengan francais makanan dari luar negara
tersebut.
Seiring dengan kemajuan teknologi, pelbagai alat serta mesin canggih telah berjaya
dicipta dalam bidang pemakanan ini.
tujuannya tidak lain dan tidak bukan, adalah :
untuk memudahkan kerja serta urusan yang dilakukan oleh manusia biasa. Biasanya
teknologi yang dicipta ini menjimatkan masa, tenaga, serta wang ringgit. Namun begitu,
disebabkan ledakan teknologi ini serta kemasukan produk makanan yang diimport
daripada negara luar, banyak makanan di pasaran diragui status halalnya. Contoh yang
dapat diambil ialah status halal produk tenusu daripada negara luar yang diragui status
halalnya kerana dikatakan menggunakan gelatin babi sebagai salah satu bahan adunan
dalam produk tersebut. Selain itu, kecanggihan teknolgi juga menyebabkan status halal
ayam mentah di pasaran diragui kerana terdapat laporan menyatakan ayam tersebut
tidak disembelih dengan cara yang betul.








Kesan Globalisasi Dari Sudut Media

Pemindahan teknologi ke negara akan bertambah pesat akibat globalisasi :
1.pelabur asing dengan mudah membawa teknologi baru ke Negara lain.
2.misalnya syarikat Microsoft ,acer,intel yang melabur di MSC.
3.Syarikat computer akan menjalankan R&d di MSC.
4.Rakyat kita yang turut berlatih akan menjadi mahir setelah dilatih.
5.mereka lambat laun akan mampu menerap teknologi canggih asing.
6.dalam jangka panjang Malaysia akan mampu menciptakan R&D sendiri.
7.membolehkan pertukaran idea,ilmu dan maklumat yang berguna.

Media Elektronik
Kehidupan manusia yang melalui liku-liku arus pemodenan mutakhir ini tidak terlepas
daripada penggunaan media elektronik dalam kehidupan seharian samada secara
langsung atau tidak langsung. Media menurut kamus dewan edisi ketiga bermaksud
alat atau perantara komunikasi. Contoh media elektronik ialah radio, televisyen,
komputer dan telefon bimbit. Alat-alat ini berfungsi sebagai medium perhubungan serta
alat untuk menyebarkan maklumat dengan pantas dalam masa yang singkat. Kemajuan
teknologi dalam media elektronik memang tidak dapat dinafikan lagi serta membawa
banyak faedah kepada manusia. Melalui media elektronik, manusia dapat berhubung
antara satu sama lain dengan hanya menekan beberapa butang sahaja. Contoh alat
perhubungan tersebut ialah telefon bimbit dimana seseorang itu dapat berhubung
dengan manusia lain yang duduk berjauhan beribu-ribu kilometer dengannya.
Peningkatan teknologi penciptaan telefon mudah alih juga melahirkan model telefon
yang menampilkan kemudahan internet dimana sahaja seseorang itu berada. Begitulah
hebatnya teknologi. Melalui media elektronik, kita akan sentiasa mempunyai sumber
maklumat terbaru mengenai perkara-perkara yang berlaku di sekitar kita dan lain-lain
maklumat. Maklumat ini biasanya disampaikan melalui segmen berita yang penuh
dengan informasi terkini. Penyebaran maklumat dengan pantas ini dapat menyediakan
setiap orang untuk melakukan tindakan sewajarnya. Namun begitu, bukan kebaikan
semata-mata yang dibawa oleh media elektronik. Melalui media elektronik, ramai
remaja yang terpengaruh dengan gejala serta aktiviti yang tidak bermoral yang ditonton.
Bermula sebagai hiburan, lama-kelamaan program-program hiburan menjadi ikutan
remaja pada masa kini. Selain itu, melalui media elektronik juga tersebarnya perkara-
perkara yang tidak sepatutnya seperti fitnah, kutukan, malahan laman-laman porno juga
tidak ketinggalan. Aktiviti-aktiviti kurang sihat ini jika tidak dibendung bakal mengundang
keburukan yang lebih besar seperti jenayah siber, kejadian sumbang dan lain-lain lagi.

Media Cetak
Media cetak merupakan salah satu medium perhubungan terpenting di Malaysia.
Contoh media cetak ialah surat khabar, majalah, risalah, dan buku. Media cetak juga
mempunyai fungsi yang hampir sama dengan media elektronik dimana ia berfungsi
menyebarkan maklumat kepada umum. Boleh dikatakan hampir seluruh rakyat
Malaysia membeli serta membaca surat khabar setiap hari dan perbuatan ini sudah
menjadi amalan harian. Untuk menampung permintaan tinggi daripada pembaca,
pelbagai teknologi canggih digunakan dalam percetakan surat khabar. Kilang-kilang
percetakan juga bertambah dari semasa ke semasa. Perkembangan ini mendatangkan
pelbagai manfaat kepada rakyat Malaysia. Pembukaan kilang-kilang baru semestinya
memerlukan tenaga kerja serta tenaga mahir untuk menggerakkan operasi. Justeru,
pelbagai peluang pekerjaan akan diperolehi oleh penduduk setempat seterusnya
mengurangkan kadar pengangguran di Malaysia.
Selain daripada surat khabar, terdapat berbagai lagi media cetak yang lain yang
terdapat di pasaran seperti majalah. Majalah pula datang dengan pelbagai bentuk serta
tujuan. Ada majalah mengenai pendidikan, fesyen, hiburan, kartun, dan lain-lain lagi.
Kepelbagaian bentuk bahan bacaan ini memberi lebih kebebasan kepada kita dalam
memilih bahan bacaan. Selain itu, majalah-majalah ini amat senang untuk diperolehi
memandangkan terdapat banyak gerai yang menjual majalah di luar sana. Namun
begitu, jika kemudahan serta kelebihan ini disalahguna, buruk padahnya. Ramai kita
lihat golongan di luar sana terutamanya golongan remaja yang terpengaruh dengan

                budaya barat samada cara berhibur mahupun cara berpakaian. Pengaruh ini tersebar
salah satunya melalui media cetak seperti majalah hiburan serta majalah fesyen yang
banyak memaparkan gaya fesyen dari barat yang bertentangan dengan adat timur serta
hukum berpakaian dalam Islam.

Minggu, 02 Desember 2012

EKONOMI PEMBANGUNAN (cara mengatasi pengangguran)


EKONOMI PEMBANGUNAN.
Jenis & macam pengangguran

Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
Akibat kebijakan pemerintah
Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Akibat pengangguran
Bagi perekonomian negara
Penurunan pendapatan perkapita.
Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi masyarakat
Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Pengangguran, Macam, Sebab, Dampak dan Cara mengatasinya.
     Sebab-sebab Pengangguran

    Macam-macam Pengangguran dilihat dari Penyebabnya

   Macam-macam Pengangguran dilihat dari Jam Kerja
1.      Penganggutan Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
2.      Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaan, atau pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
3.      Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
   Pengangguran Menurut Keynes
1.      Pengangguran yang disengaja (Voluntary Unemployment)
Pengangguran yang disengaja adalah pengangguran terjadi karena ada pekerjaan yang ditawarkan tetapi orang yang menganggur tidak mau menerima pekerjaan tersebut dengan upah yang berlaku.
2.      Pengangguran yang tidak disengaja (Involuntary Unemployment)
Pengangguran yang terjadi apabila seseorang bersedia menerima pekerjaan dengan upah yang berlaku tetapi pekerjaannya tidak ada.
     Dampak Penganngguran Terhadap Kegiatan Perekonomian

 



   Cara-Cara Mengatasi Pengangguran
1.      Mendorong majunya pendidikan
2.      Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan ketrampilan seperti tuntutan industri modern
3.      Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
4.      Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal
5.      Meningkatkan usaha transmigasi
6.      Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya
7.      Mengintensifkan program keluarga berencana
8.      Membuka kesempatan bekerja ke luar negeri


 
Ada berbagai cara mengatasi pengangguran, yaitu:

 1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral

 Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.

 2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat

 Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.

 3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja

 Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.

 Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.

 Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

 4. Pertumbuhan Ekonomi

 Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.

 Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.

 Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.

 5. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja

 Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

 6. Wiraswasta

 Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.



Mesjid agung annur pekanbaru.
Mesjid Agung An Nur berdiri tanggal 27 Rajab 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 1968, Masjid Agung An-Nur diresmikan oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau waktu itu dan tahun 2000 pada masa gubernur Saleh Djasit mesjid ini direnovasi secara besar-besaran.[1]
Masjid Agung An-Nur Riau yang kita saksikan begitu megah saat ini bukanlah bangunan asli hasil pembangunan tahun 1966 dan diresmikan tahun 1968. Tapi merupakan bangunan hasil renovasi total dan pembangunan kembali dari masjid Agung An-Nur yang lama. Di pergantian milenium tahun 2000 lalu, pada saat Riau dibawah kepemimpinan gubernur Shaleh Djasit, Masjid Agung An-Nur yang lama di rombak total ke bentuknya saat ini.
Dari pembangunan tahun 2000 tersebut luas lahan masjid ini bertambah tiga kali lipat dari sebelumnya yang hanya seluas 4 hektar menjadi 12.6 hektar. Luasnya lahan masjid baru ini memberikan keleluasaan bagi penyediakan lahan terbuka untuk publik Pekanbaru termasuk di dalamnya kawasan taman nan hijau dan lahan parkir yang begitu luas.



Jalanan yang rapid an sangat indah terdapat  pada jalan jendral sudirman pekanbaru riau Indonesia ,bersih dan setiap hari di jaga kebersihan oleh petuhas kebersihan sehingga tidak ada sampah bertebaran disekitar jalan jendral sudirman ini.












Kabupaten Kota Di Provinsi Riau

Provinsi Riau sampai saat ini memiliki 12 Kabupaten/Kota, terdiri dari 10 Kabupaten dan 2 Kota. Tujuh Kabupaten/Kota diantaranya merupakan Kabupaten/Kota baru hasil pemekaran daerah.


Berikut ini daftar Nama Kabupaten/Kota tersebut, yaitu :

Kabupaten Bengkalis (Bengkalis)
Kabupaten Indragiri Hilir (Tembilahan)
Kabupaten Indragiri Hulu (Rengat)
Kabupaten Kampar (Bangkinang)
Kabupaten Kepulauan Meranti (Selatpanjang)
Kabupaten Kuantan Singingi (Teluk Kuantan)
Kabupaten Pelalawan (Pangkalan Kerinci)
Kabupaten Rokan Hilir (Ujung Tanjung/Bagan Siapi-api)
Kabupaten Rokan Hulu (Pasir Pengarayan)
Kabupaten Siak (Siak Sri Indrapura)
Kota Dumai (Dumai)
Kota Pekanbaru (Pekanbaru)


Itulah daftar Nama Kabupaten/Kota di Provinsi Riau (Provinsi RIAU).



Kota pekanbaru.
Sejarah dan Budaya Asli Pekanbaru, Bagian 1
Sejarah dan Budaya Asli Pekanbaru - Kota Pekanbaru, siapa yang tak kenal dengan Pekanbaru saat ini? Pekanbaru merupakan ibukota Provinsi Riau yang oleh masyarakat Indonesia dikenal dengan hasil buminya yang melimpah dan daerah yang kental akan tradisi nilai-nilai kemelayuannya. Keberadaan Kota Pekanbaru yang ramai dan maju inipun menyimpan sejarah dan cerita tersendiri bagi masyarakat Riau. Ada dua versi mengenai asal-mula kota ini yaitu versi sejarah dan versi cerita rakyat.
Menurut versi sejarah, pada masa silam kota ini hanya berupa dusun kecil yang dikenal dengan sebutan Dusun Senapelan, yang dikepalai oleh seorang Batin (kepala dusun). Dalam perkembangannya, Dusun Senapelan berpindah ke tempat pemukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung Sekaki, yang terletak di tepi Muara Sungai Siak. Perkembangan Dusun Senapelan ini erat kaitannya dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Pada masa itu, raja Siak Sri Indrapura yang keempat, Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah, bergelar Tengku Alam (1766-1780 M.), menetap di Senapelan, yang kemudian membangun istananya di Kampung Bukit berdekatan dengan Dusun Senapelan (di sekitar Mesjid Raya Pekanbaru sekarang). Tidak berapa lama menetap di sana, Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah kemudian membangun sebuah pekan (pasar) di Senapelan, tetapi pekan itu tidak berkembang. Usaha yang telah dirintisnya tersebut kemudian dilanjutkan oleh putranya, Raja Muda Muhammad Ali di tempat baru yaitu di sekitar pelabuhan sekarang.
Selanjutnya, pada hari Selasa tanggal 21 Rajab 1204 H atau tanggal 23 Juni 1784 M., berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi Pekan Baharu. Sejak saat itu, setiap tanggal 23 Juni ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru. Mulai saat itu pula, sebutan Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai populer dengan sebutan Pekan Baharu. Sejalan dengan perkembangannya, kini Pekan Baharu lebih populer disebut dengan sebutan Kota Pekanbaru, dan oleh pemerintah daerah ditetapkan sebagai ibukota Provinsi Riau.
Jauh sebelum Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah, putra Sultan Abdul Djalil Rahmat Syah memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Siak dari Sungai Mempura ke Senapelan pada 1763 Masehi, Petapahan dan Teratak Buluh juga menjadi pusat perdagangan yang cukup ramai pada saat itu. Kedua daerah ini tempat berkumpulnya para pedagang dari pedalaman Sumatera membawa hasil pertanian, hasil hutan, dan hasil tambang.
Oleh para pedagang, hasil pertanian, hasil hutan dan hasil tambang tersebut mereka bawa ke Singapura dan Malaka mengunakan perahu. Untuk jalur perdagangan Sungai Kampar, pusat perdagangannya terletak di Teratak Buluh. Sedangkan pusat perdagangan jalur Sungai Siak terletak di Petapahan. Perdagangan jalur Sungai Kampar kondisinya kurang aman, perahu pedagang sering hancur dan karam dihantam gelombang (Bono) di Kuala Kampar dan sering juga terjadi perampokan yang dilakukan oleh para lanun. Sedangkan Sungai Siak termasuk jalur perdagangan yang cukup aman.

Senapelan ketika itu hanya sebuah dusun kecil yang letaknya di kuala Sungai Pelan, hanya dihuni oleh dua atau tiga buah rumah saja (sekarang tepatnya di bawah Jembatan Siak I). Pada saat itu di sepanjang Sungai Siak, mulai dari Kuala Tapung sampai ke Kuala Sungai Siak (Sungai Apit) sudah ada kehidupan, hanya pada saat itu rumah-rumah penduduk jaraknya sangat berjauhan dari satu rumah ke rumah lainnya. Ketika itu belum ada tradisi dan kebudayaan, yang ada hanya bahasa, sebagai alat komunikasi bagi orang-orang yang tinggal di pinggir Sungai Siak.
Bahasa sehari-hari yang mereka pakai adalah bahasa Siak, bahasa Gasib, bahasa Perawang dan bahasa Tapung, karena orang-orang inilah yang lalu-lalang melintasi Sungai Siak. Pada saat itu pengaruh bahasa Minang, bahasa Pangkalan Kota Baru dan bahasa Kampar belum masuk ke dalam bahasa orang-orang yang hidup di sepanjang Sungai Siak.
Setelah Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Siak dari Sungai Mempura ke Senapelan, pembesar-pembesar kerajaan serta orang-orang dalam kerajaan serta keluarganya ikut pindah ke Senapelan. Dan pada saat itulah tradisi serta budaya, bahasa sehari-hari terbawa pindah ke Senapelan.
Di Senapelan, sultan membangun istana (istana tersebut tidak terlihat lagi karena terbuat dari kayu). Sultan juga membangun masjid, masjid tersebut berukuran kecil, terbuat dari kayu, makanya masjid tersebut tidak bisa kita lihat lagi sekarang ini. Dari dasar masjid inilah menjadi cikal bakal Masjid Raya Pekanbaru di Pasar Bawah sekarang ini.
Sultan juga membangun jalan raya tembus dari Senapelan ke Teratak Buluh. Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah membangun pasar, yang aktivitasnya hanya sepekan sekali. Belum sempat Senapelan berkembang, Sultan Abdul Djalil Alamuddin Syah wafat pada 1765 masehi dan dimakamkan di samping Masjid Raya Pekanbaru, sekarang dengan gelar Marhum Bukit.
Pasar pekan dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali yang dibantu oleh ponakannya Said Ali (Anak Said Usman). Di masa Raja Muda Muhammad Ali inilah Senapelan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pasar yang dibangun yang pelaksanaannya hanya sekali sepekan melahirkan kata Pekanbaru. Pekan (berarti pasar sekali sepekan). Baru (baru dibangun saat itu). Saat itulah nama Senapelan lama kelamaan semakin menghilang, orang lebih banyak menyebut Pekanbaru.
Setelah Pekanbaru menjadi ramai maka muncullah para pendatang dari pelosok negeri mulai dari Minang Kabau, Pangkalan Kota baru, Kampar, Taluk Kuantan, Pasir Pengaraian, dan lain-lain. Awalnya mereka berdagang, lama kelamaan mereka menetap. Dengan menetapnya para pedagang tersebut di Pekanbaru lalu mereka melahirkan generasi (anak, cucu, cicit). Anak, cucu, dan cicit tersebut menjadi orang Pekanbaru. Masing-masing pedagang yang datang dan menetap di Pekanbaru membawa bahasa serta tradisi dari asal daerah mereka masing-masing. Lalu mereka wariskan kepada anak cucu dan cicit mereka. Dari situlah mulai kaburnya bahasa, tradisi asli Pekanbaru yang berasal dari Kerajaan Siak.


KABUPATEN BENGKALIS.
Kabupaten Bengkalis adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. Wilayahnya mencakup daratan bagian timur pulau Sumatera dan wilayah kepulauan, dengan luas adalah 11.481,77 km². Ibukota kabupaten ini berada di Bengkalis tepatnya berada di Pulau Bengkalis yang terpisah dari Pulau Sumatera. Pulau Bengkalis sendiri berada tepat di muara sungai Siak, sehingga dikatakan bahwa pulau Bengkalis adalah delta sungai Siak. Kota terbesar di kabupaten ini adalah kota Duri di kecamatan Mandau.
Penghasilan terbesar Kabupaten Bengkalis adalah minyak bumi yang menjadi sumber terbesar APBD-nya bersama dengan gas.
Kabupaten Bengkalis mempunyai letak yang sangat strategis, karena dilalui oleh jalur perkapalan internasional menuju ke Selat Malaka. Bengkalis juga termasuk dalam salah satu program Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle (IMS-GT) dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT).

Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Sejarah Profil
 Kabupaten Indragiri Hilir adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Riau, Indonesia yang memiliki motto: "Berlayar sampai ke pulau,berjalan sampai ke batas". Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) beribu kota di Tembilahan. Indragiri Hilir yang merupakan Kabupaten asal Gubernur Riau saat ini, Rusli Zainal (2008-2012) berdiri pada tanggal 20 November 1965, dan saat ini dihuni sekitar 624.450 jiwa.
Suku-suku bangsa yang tinggal di Inhil yang beragam, terhitung: Suku Banjar, Melayu, Bugis, Jawa, Tiong Hoa dll. dengan agama yang mendominasi adalah Islam, serta diikuti oleh Budha dan Kristen.
Sejarah Kabupaten Indragiri Hilir (inhil) Periode Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia
Kerajaan Keritang
Kerajaan Keritang berdiri sekitar awal abad ke-6 di Kecamatan Keritang sekarang. Seni budayanya dipengaruhi oleh Hindu, terlihat pada arsitektur istana yang terkenal dengan sebutan Puri Tujuh (Pintu Tujuh) atau Kedaton Gunung Tujuh.
Kerajaan Kemuning
Kerajaan Kemuning didirikan oleh raja Singapura ke-V, Raja Sampu atau Raja Iskandarsyah Zulkarnain atau Prameswara. Tahun 1231 diangkat seorang raja muda yang bergelar Datuk Setiadiraja. Letak kerajaan ini diperkirakan berada di Desa Kemuning Tua dan Desa Kemuning Muda. Bukti peninggalan kerajaan berupa selembar besluit dengan cap stempel kerajaan, bendera dan pedang kerajaan.


Kerajaan Batin Enam Suku
Pada tahun 1260, di daerah Indragiri Hilir bagian utara, yaitu di daerah Gaung Anak Serka, Batang Tuaka, Mandah dan Guntung dikuasai oleh raja-raja kecil bekas penguasa kerajaan Bintan, yang karena perpecahan sebagian menyebar ke daerah tersebut.
Diantaranya terdapat Enam Batin (Kepala Suku) yang terkenal dengan sebutan Batin Nan Enam Suku, yakni:
1. Suku Raja Asal di daerah Gaung.
2. Suku Raja Rubiah di daerah Gaung.
3. Suku Nek Gewang di daerah Anak Serka.
4. Suku Raja Mafait di daerah Guntung.
5. Suku Datuk Kelambai di daerah Mandah.
6. Suku Datuk Miskin di daerah Batang Tuaka
Kerajaan Indragiri
Kerajaan Indragiri berdiri sekitar tahun 1298, raja pertama bergelar Raja Merlang I berkedudukan di Malaka. Penggantinya Raja Narasinga I dan Raja Merlang II juga di Malaka. Untuk urusan harian dilaksanakan oleh Datuk Patih atau Perdana Menteri. Pada tahun 1473, Raja Narasinga II, bergelar Paduka Maulana Sri Sultan Alauddin Iskandarsyah Johan Zirullah Fil Alam (Sultan Indragiri IV) menetap di ibu kota kerajaan di Pekan Tua sekarang.
Pada 1815, Sultan Ibrahim memindahkan ibu kota kerajaan ke Rengat. Masa pemerintahannya, Belanda mulai campur tangan dengan mengangkat Sultan Muda, berkedudukan di Peranap dengan batas wilayah ke Hilir sampai dengan batas Japura. Pada masa pemerintahan Sultan Isa, berdatanganlah orang-orang suku Banjar dan suku Bugis ke Indragiri Hilir akibat kurang amannya daerah asal mereka. Khusus suku Banjar, akibat Kerajaan Banjar dihapus oleh Gubernement pada 1859 sehingga terjadi perangan sampai tahun 1963.
Sejarah Kabupaten Indragiri Hilir (inhil) Periode setelah berdirinya Indonesia
Pada awal kemerdekaan Indonesia, Indragiri (Hulu dan Hilir) masih satu kesatuan kabupaten. Indragiri terdiri atas 3 kewedanaan, yaitu Kewedanaan Kuantan Singingi beribu kota Teluk Kuantan, Kewedanaan Indragiri Hulu beribu kota Rengat dan Kewedanaan Indragiri Hilir beribu kota Tembilahan.


Pemekaran Kabupaten Indragiri
Masyarakat Indragiri Hilir memohon kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Riau, agar Indragiri Hilir dimekarkan menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II berdiri sendiri (otonom). Setelah melalui penelitian, oleh Gubernur dan Departemen Dalam Negeri, pemekaran diawali dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau (Propinsi Riau) tertanggal 27 April 1965 nomor 052/5/1965 sebagai Daerah Persiapan Kabupaten Indragiri Hilir.
Pada 14 Juni 1965 keluarkanlah Undang-undang nomor 6 tahun 1965 Lembaran Negara Republik Indonesia no. 49, Daerah Persiapan Kabupaten Indragiri Hilir resmi menjadi sebuah Kabupaten Daerah Tingkat II Indragiri Hilir (sekarang Kabupaten Indragiri Hilir) sebagai salah satu Kabupaten di Riau terhitung tanggal 20 November 1965.
Kabupaten IndragiriHulu Ibukotanya Rengat
yang rencananya akan di mekarkan,mengingat keadaan penduduk yang begitu padat,pemerintah kabupaten indragiri hulu berencan memindahkan ibu kotanya dari kota rengat ke air molek,karena saat ini kota air molek sudah cukup layak untuk menjadi ibukota kabupaten,di bandingkan kota-kota lain di kabupaten tersebut,seperti peranap,belilas,dan pematang rabah.sementara kota rengat akan di jadikan KOTAMADYA.
Kota Rengat
Rengat merupakan ibukota Kabupaten Indragiri Hulu akan dinaikkan menjadi kotamadya. Sementara kecamatan Pasir Penyu yang beribukota di Air Molek akan menjadi ibukota dari KABUPATEN INDRAGIRI HULU ,Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kota ini meliputi :
Rengat
Rengat Barat
KABUPATEN KAMPAR.
SEJARAH SINGKAT KABUPATEN KAMPAR
Berdasarkan surat keputusan Gubernur Militer Sumatera Tengah Nomor : 10/GM/STE/49 tanggal 9 Nopember 1949, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Daerah Tingkat II di Propinsi Riau terdiri dari Kawedanaan Palalawan, Pasir Pangarayan, Bangkinang dan Pekanbaru Luar Kota dengan ibu kota Pekanbaru. Kemudian berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 1956 ibu kota Kabupaten Kampar dipindahkan ke Bangkinang dan baru terlaksana tanggal 6 Juni 1967.
Semenjak terbentuk Kabupaten Kampar pada tahun 1949 sampai tahun 2006 sudah 21 kali masa jabatan Bupati Kepala Daerah. Sampai Jabatan Bupati yang keenam (H. Soebrantas S.) ibu kota Kabupaten Kampar dipindahkan ke Bangkinang berdasarkan UU No. 12 tahun 1956.

Adapun faktor-faktor  yang mendukung pemindahan ibu kota Kabupaten Kampar ke Bangkinang antara lain :
Pekanbaru sudah menjadi ibu kota Propinsi Riau.
Pekanbaru selain menjadi ibu kota propinsi juga sudah menjadi Kotamadya.
Mengingat luasnya daerah Kabupaten Kampar sudah sewajarnya ibu kota dipindahkan ke Bangkinang guna meningkatkan efisiensi pengurusan pemerintahan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Prospek masa depan Kabupaten Kampar tidak mungkin lagi dibina dengan baik dari Pekanbaru.
 Bangkinang terletak di tengah-tengah daerah Kabupaten Kampar, yang dapat dengan mudah untuk melaksanakan pembinaan ke seluruh wilayah kecamatan dan sebaliknya.
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
Kabupaten Kepulauan Meranti adalah salah satu kabupaten di provinsi Riau, Indonesia, dengan ibu kotanya adalah Selatpanjang.
Kabupaten Kepulauan Meranti terdiri dari Pulau Tebing Tinggi, Pulau Padang, Pulau Merbau, Pulau Ransang, Pulau Topang, Pulau Manggung, Pulau Panjang, Pulau Jadi, Pulau Setahun, Pulau Tiga, Pulau Baru, Pulau Paning, Pulau Dedap,Pulau Berembang, Pulau Burung[5]. Adapun nama Meranti diambil dari nama gabungan "Pulau Merbau, Pulau Ransang dan Pulau Tebingtinggi".
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI.
Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. Kabupaten Kuansing disebut pula dengan rantau Kuantan atau sebagai daerah perantauan orang-orang Minangkabau (Rantau nan Tigo Jurai).[4] Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kuansing menggunakan adat istiadat serta bahasa Minangkabau.[5] Kabupaten ini berada di bagian barat daya Propinsi Riau dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Indragiri Hulu.
KABUPATEN PELALAWAN.
Kabupaten Pelalawan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia, dengan ibu kota Pangkalan Kerinci. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Siak.
Geografi

Kabupaten Pelalawan dengan luas 12.647,29 km², dibelah oleh aliran Sungai Kampar, serta pada kawasan ini menjadi pertemuan dari Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri. Kabupaten Pelalawan memilik beberapa pulau yang relatif besar yaitu: Pulau Mendol, Pulau Serapung dan Pulau Muda serta pulau-pulau yang tergolong kecil seperti: Pulau Tugau, Pulau Labuh, pulau Baru Pulau Ketam dan Pulau Untut.
Struktur wilayah merupakan daratan rendah dan bukit-bukit, dataran rendah membentang ke arah timur dengan luas wilayah mencapai 93 % dari total keseluruhan. Secara fisik sebagian wilayah ini merupakan daerah konservasi dengan karakteristik tanah pada bagian tertentu bersifat asam dan merupakan tanah organik, air tanahnya payau, kelembaban dan temperatur udara agak tinggi.
KABUPATEN ROKAN HILIR.
Sejarah Terbentuknya Kabupaten Rokan Hilir
Rokan Hilir dibentuk dari tiga kenegerian, yaitu negeri Kubu, Bangko dan Tanah Putih. Negeri-negeri tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak.
Distrik pertama didirikan Hindia Belanda di Tanah Putih pada saat menduduki daerah ini pada tahun 1890. Setelah Bagansiapiapi yang dibuka oleh pemukim-pemukim Tionghoa berkembang pesat, Belanda memindahkan pemerintahan kontrolir-nya ke kota ini pada tahun 1901. Bagansiapiapi semakin berkembang setelah Belanda membangun pelabuhan modern dan terlengkap untuk mengimbangi pelabuhan lainnya di Selat Malaka hingga Perang Dunia I usai. Setelah kemerdekaan Indonesia, Rokan Hilir digabungkan ke dalam Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Bekas wilayah Kewedanaan Bagansiapiapi yang terdiri dari Kecamatan Tanah Putih, Kubu dan Bangko serta Kecamatan Rimba Melintang dan Kecamatan Bagan Sinembah kemudian pada tanggal 4 Oktober 1999 ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai kabupaten baru di Provinsi Riau sesuai dengan Undang-Undang Nomor 53 tahun 1999 dengan ibukota Bagansiapiapi.
KABUPATEN ROKAN HULU.
Sejarah Singkat Kabupaten Rokan Hulu                                  
Kabupaten Rokan Hulu, merupakan sebuah kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kampar, yang berdiri pada tanggal 12 Oktober 1999 berdasarkan kepada UU Nomor 53 tahun 1999 dan UU No 11 tahun 2003 tentang perubahan UU RI No 53 tahun 1999, yang diperkuat dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi No. 010/PUU-1/2004, tanggal 26 Agustus 2004.
 Kabupaten yang diberi julukan sebagai Negeri Seribu Suluk ini mempunyai penduduk sebanyak 380.000 jiwa dengan luas wilayah 7.449,85 km2, dimana 85% terdiri dari dataran dan 15% rawa-rawa dan perairan.
 Kabupaten yang mempunyai bukti sejarah perjuangan berupa Benteng Tujuh Lapis yang melahirkan seorang Pahlawan Nasional Tuanku Tambusai ini, telah dipimpin oleh 3 orang putra terbaik daerah ini, yaitu : H. Nurhasyim, SH (Plt tahun 1999), Drs.H.Ahmad (Plt tahun 2000), H.Ramlan Zas, SH.MH dan Drs.H.Auni M Noor tahun 2001 – 2006 dan Drs. H. Ahmad, M.Si. (Bupati Devenitif) dan H. Sukiman (Wakil Bupati Devenitif) tahun 2006 - 2011 yang merupakan pilihan rakyat.
 Dalam perjalannya sebagai sebuah kabupaten, maka daerah yang mempunyai iklim tropis dengan temperatur 22-31 derajad celcius dan dengan ketinggian 70-86 M dari permukaan laut ini, mempunyai pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir rata-rata 6,46% pertahun, dengan mata pencaharian penduduk bergerak pada bidang pertanian 52, 42%, bidang Industri 11,49 %, bidang perdagangan 7,14% dan sektor lain sebesar 28,95%.

KABUPATEN SIAK.
Sejarah
Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan pada tahun 1723 M oleh Raja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah putera Raja Johor (Sultan Mahmud Syah) dengan istrinya Encik Pong, dengan pusat kerajaan berada di Buantan. Konon nama Siak berasal dari nama sejenis tumbuh-tumbuhan yaitu siak-siak yang banyak terdapat di situ.
Sebelum kerajaan Siak berdiri, daerah Siak berada dibawah kekuasaan Johor. Yang memerintah dan mengawasi daerah ini adalah raja yang ditunjuk dan di angkat oleh Sultan Johor. Namun hampir 100 tahun daerah ini tidak ada yang memerintah. Daerah ini diawasi oleh Syahbandar yang ditunjuk untuk memungut cukai hasil hutan dan hasil laut.
KOTA DUMAI.
Sejarah
Dumai merupakan sebuah dusun kecil dipesisir timur propinsi Riau. Dumai merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai Kota pada tanggal 20 April 1999 dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1999 dimana status Dumai sebelumnya adalah Kota Administratif. Pada awal pembentukan wilayah administrasi pemerintahan, Kota Dumai memiliki 3 wilayah kecamatan, 13 kelurahan dan 9 desa dengan jumlah penduduk hanya 250.376 jiwa dengan tingkat kepadatan 83,85 jiwa/km2.
Secara geografis, Kota Dumai terletak di 1023 – 1024’23” Bujur Timur dan 101023’37” - 101028’13” Lintang Utara dengan batas wilayah sebelah Utara, Dumai berbatasan dengan Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Timur, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Sebelah Selatan, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, dan Sebelah Barat, Dumai berbatasan dengan Kecamatan Bangko dan Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Wilayah Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-300 cm dan suhu udara 24-33C dengan kondisi tanah rawa bergambut.
Kota Dumai memiliki luas wilayah 1.623,38 Km2 dan merupakan kota terluas nomor dua di Indonesia setelah Manokwari. Saat ini Dumai dicanangkan sebagai kota yang masuk dalam zona Pasar Bebas Internasional.